Ad Code

Responsive Advertisement

Parade Monolog Alih Wahana

[PERTUNJUKAN PARADE MONOLOG ALIH WAHANA]

Salam Sastra dan Literasi🖋️

Halo teman-teman semua!


Pertunjukan Parade Monolog Alih Wahana yang diselenggarakan oleh UKM Belistra FKIP Untirta dengan tema "Aku selembar daun terakhir yang mencoba bertahan di ranting yang membenci angin" -Puisi Sajak Tafsir Karya Sapardi Djoko Damono.

Parade Alih Wahana merupakan kegiatan yang mencakup penerjemahan, penyaduran, dan pemindahan dari satu jenis kesenian lain. Tujuan dari alih wahana yaitu untuk mengungkapkan sesuatu. Wahana adalah alat untuk membawa atau memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain "sesuatu" yang dapat berupa gagasan, amanat, perasaan, atau sekadar suasana. Dengan adanya parade alih wahana ini dapat menjadi ruang ekspresi bagi mahasiswa dan mengembangkan minat dan bakat khususnya dalam hal teater monolog.

Pada kegiatan Parade Monolog Alih Wahana dan Musikalisasi Puisi akan menampilkan pementasan teater monolog yang naskahnya diambil dari kegiatan SAHARA (Satu Hari Satu Karya) UKM Belistra FKIP Untirta yang diselenggarakan pada Tanggal 1-30 Juli 2023. Lewat pertunjukan teater kali ini diharapkan mampu menyalurkan rasa yang ingin diutarakan serta kata-kata yang tidak bisa dieja satu persatu, sehingga tersampaikan dengan baik karena seni bukan persoalan pertunjukan biasa namun bagaimana cara menyalurkan rasa sehingga dapat menjadi kenangan tersendiri bagi para penikmatnya.

Pertunjukan Parade Monolog Alih Wahana ini terbagi menjadi 3 sesi:
Sesi 1 "Sintia Bernostalgi[l]a"
Sesi 2 "Sistem Para Tikus"
Sesi 3 "Apakah Kita Harus Merdeka Lagi?"

Selain pertunjukkan monolog, terdapat pertunjukkan lainnya yang tidak kalah seru! Pertunjukan tersebut ialah pembacaan puisi dan musikalisasi puisi.


Penasaran dengan rangkaian kegiatan nya gak nih teman-teman?


"SINTIA BERNOSTALGI[L]A" Oleh Putri Iqlima.
Sintia bernostalgi(l)a bercerita tentang seorang wanita yang hidupnya sudah tak lagi manis semenjak suaminya sering pergi untuk berjudi. Ia berpikir bahwa suaminya sudah tak cinta dirinya lagi.

"Mungkin karena aku sudah tak cantik lagi, ya?
Padahal, karenanya juga aku tak cantik lagi."
-Sintia, dalam "Sintia Bernostalgi[l]a"


"Sistem para Tikus" Oleh Fajarmana.
Bercerita tentang Amir, seorang Dewan Perwakilan Rakyat yang sedang mengumumkan kemundurannya karena ia dituntut turun oleh masyarakat yang dengan ramai mendatangi gedung, berdemo, dan memakinya. Ia berencana untuk membongkar tentang apa yang sebenarnya terjadi. 

"Kalian harus tau saudara-saudara, bahwa sebenarnya…" Sepenggal kalimat yang Amir katakan sebelum akhirnya ia ditangkap.

“Jatuh cinta untuk kedua kalinya, apa mungkin itu juga berarti ada istilah 'Merdeka untuk kedua kalinya?'. Jika ada istilah 'Selalu ada kesempatan kedua', apa mungkin itu juga berarti ada istilah 'Selalu ada merdeka kedua?'”.

"Apakah kita harus merdeka lagi?" Oleh Novian. Menceritakan seorang dosen yang mempertanyakan arti 'Merdeka' pada mahasiswanya. Ia marah dan kecewa, para mahasiswanya tidak mengerti dengan apa yang ia pertanyakan, atau bahkan tidak peduli dengan kemerdekaan karena dirasa mereka sudah cukup merdeka hingga tak mau berusaha memperjuangkan kemerdekaan itu sendiri. 

Selain penampilan parade monolog, terdapat penampilan pembacaan puisi dan musikalisasi puisi, dan sesi tanya jawab yang tidak kalah seru lho! 









Untuk kalian yang belum berkesempatan melihat penampilan kami, jangan bersedih.
Di lain kesempatan, pastikan untuk bisa bertemu ya!








Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement