Aku ingin peran ituKarya Ayda Nur Haliqa Nasution
aku iri dengan langit malamyang setiap hari kau edarkan tatap lekatmu dalam gelapnya kau luapkan kemarahan seolah kau temukan ketenangan darinya
bahkan pada dinding kamar pun aku cemburu yang mendengar lirih keluh kesahmu meraup bisikan tangis tak bersuara menjadi sandaran dari lelahnya dunia
segala rumitnya hal tak terelakkan rumah yang mampu mendamaikan setelah keluarga dan bentangan sajadah biarlah sederhanaku jadi persinggahan
biar jauh doa selalu tersematkan untuk tiap-tiap harap yang tak sengaja dititipkan pada panggulu teruna bestari bijak perangai pribadi tertutup Mei kelahirannya
***Nikmat yang Lupa Dirasa
Karya Maryani
Angin malam menerpaBuat diri memejamkan mataPada ketenangan dunia yang sementaraNamun, nyatanya bikin melupa
Kukira tawanya `kan tetap bersamaDengan genggaman tangan yang lamaSaling menatap bagai dunia milik berduaNyatanya hanya sekejap kedipan mata
Saat badai menerpa rasanya begitu lamaLalu menyalahkan takdir dengan berkata"Mengapa hidupku terasa sengsara?"Padahal nyatanya banyak sekali nikmat yang telah dirasaHanya saja kenikmatan itu telah menggelapkan dirinya
***Mesin Penggiling
Karya Rusti Lisnawati
Panen atau tidak panenBising deru suaramu menyala-nyalaKamu ganti profesi jadi teman keduanyaDan aku masih tokoh utamaSetelah kekasihnya
Aku ingin berceritaPada setumpuk padi yang kau gilingDi balik prosesmu bapakKuat-kuat menarik pedal mesin penggilingLama-kelamaan tak hanya padiYang kau giling kombinasi rasa jugaSusah dan gampang dan berat dan ringanBarangkali sedihmu kau giling juga
Berasmu adalah harapanmuDari mesin penggilingKau hidupkan mimpi pada rem mesinnyaDan kekasihmu dan akuKau ibaratkan buah surga
Kalau dibolehkan semuaManusia mau jadi semaunyaAku ingin jadi mesin penggiling padimuKau tarik tuas akuDan aku dengarkan cerita cinta citamu
aku iri dengan langit malam
yang setiap hari kau edarkan tatap lekatmu
dalam gelapnya kau luapkan kemarahan
seolah kau temukan ketenangan darinya
bahkan pada dinding kamar pun aku cemburu
yang mendengar lirih keluh kesahmu
meraup bisikan tangis tak bersuara
menjadi sandaran dari lelahnya dunia
segala rumitnya hal tak terelakkan
rumah yang mampu mendamaikan
setelah keluarga dan bentangan sajadah
biarlah sederhanaku jadi persinggahan
biar jauh doa selalu tersematkan
untuk tiap-tiap harap yang tak sengaja dititipkan
pada panggulu teruna bestari bijak perangai
pribadi tertutup Mei kelahirannya
***
Nikmat yang Lupa Dirasa
Karya Maryani
Angin malam menerpa
Buat diri memejamkan mata
Pada ketenangan dunia yang sementara
Namun, nyatanya bikin melupa
Kukira tawanya `kan tetap bersama
Dengan genggaman tangan yang lama
Saling menatap bagai dunia milik berdua
Nyatanya hanya sekejap kedipan mata
Saat badai menerpa rasanya begitu lama
Lalu menyalahkan takdir dengan berkata
"Mengapa hidupku terasa sengsara?"
Padahal nyatanya banyak sekali nikmat yang telah dirasa
Hanya saja kenikmatan itu telah menggelapkan dirinya
***
Mesin Penggiling
Karya Rusti Lisnawati
Panen atau tidak panen
Bising deru suaramu menyala-nyala
Kamu ganti profesi jadi teman keduanya
Dan aku masih tokoh utama
Setelah kekasihnya
Aku ingin bercerita
Pada setumpuk padi yang kau giling
Di balik prosesmu bapak
Kuat-kuat menarik pedal mesin penggiling
Lama-kelamaan tak hanya padi
Yang kau giling kombinasi rasa juga
Susah dan gampang dan berat dan ringan
Barangkali sedihmu kau giling juga
Berasmu adalah harapanmu
Dari mesin penggiling
Kau hidupkan mimpi pada rem mesinnya
Dan kekasihmu dan aku
Kau ibaratkan buah surga
Kalau dibolehkan semua
Manusia mau jadi semaunya
Aku ingin jadi mesin penggiling padimu
Kau tarik tuas aku
Dan aku dengarkan cerita cinta citamu
0 Komentar