Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Kumpulan Puisi




Eksistensi dalam Kata

Oleh: Johan Hidayat

Di balik jendela-jendela buku terbuka dunia
Mengundang hati yang haus akan ilmu
Setiap halaman adalah petualangan tak terhingga
Gerbong menuju mimpi yang tak biasa

Di lautan kata, jiwa kita berlayar
Memetik mutiara berharga dari tiap barisnya
Dalam goresan pena, tersembunyi harta karun
Kata-kata mengalir mengarungi lautan pikiran
Literasi bukan sekadar tumpukan huruf
Ia adalah seni yang merajut benang-benang zaman

Dari bait demi bait, cerita hidup terurai
Hikmah dan pesan tersimpan di setiap kalimat
Seperti mata air yang takkan pernah kering
Karena literasi memelihara akar kehidupan

Dengan pena yang berkibar dan buku yang terbuka
Di sela-sela huruf, terdapat kehidupan yang nyata
Karakter dan emosi bersatu dalam tumpukan kata
Puisi ini bukan sekadar rangkaian huruf
Ia adalah harmoni jiwa yang mengalun indah
Seindah membangun masa depan dengan orang yang kita cinta

Di tangan yang terbiasa memegang pena
Tiap-tiap kata menjadi sahabat setia
Di halaman-halaman buku tersembunyi harta
Dengan membaca dan menulis, pikiran pun berkembang
Ilmu yang didapar takkan pernah pudar oleh waktu

Jiwa terus tersentuh
Membuka jendela dunia dari balik kata-kata
Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis
Ia adalah jendela ilmu, pintu menuju masa depan yang cerah
Mari kita jadikan literasi sebagai sumber kebijaksanaan
Untuk membentuk generasi yang cerdas dan peduli akan dunia

Serang, 27 Juli 2024

⋆⁺。˚⋆˙‧₊☽ ◯ ☾₊‧˙⋆˚。⁺⋆

Puisi Sialan

Oleh: Cici Juvian

Kau selalu begitu.
Menjelma menjadi debu-debu
yang berserak di kepalaku

Aku tak selalu piawai merengkuh
Sialnya, tiap-tiap malam
puisi-puisi sialanmu itu
berhasil membobol jendela kamarku.
Berbarengan dengan asap cerutu
bapakku dari ruang tamu.

Satu per satu puisi-puisi
sialanmu itu memelukku
Kami bermesraan, berdansa,
dan melakukan hal-hal bodoh lainnya

Ah, kau memang selalu begitu.

Serang, 24 Agustus 2024

⋆⁺。˚⋆˙‧₊☽ ◯ ☾₊‧˙⋆˚。⁺⋆

Kita Yang Tak Pernah Memperjelas Makna

Oleh: Ayda Nur Haliqa Nst.

Tidak ada puisi malam ini
Bukan, bukan tanpa alasan
Sebab tampaknya bait dan rimanya tidak lagi beriringan
dikarang oleh penulis lain yang lebih
baik menurutnya; tidak baik menurutku
Puisi itu tak seindah dulu, maknanya menjadi semu
Huruf-hurufnya pun memudar
Banyak spasi di dalamnya
Namun yang terlihat jelas hanya titik saja

⋆⁺。˚⋆˙‧₊☽ ◯ ☾₊‧˙⋆˚。⁺⋆

Kabar di Balik Jendela

Oleh: Figo Azka R.

Pulang membawa kabar?
Oh tidak, sialnya aku terhening,
Langkah kaki gemetar, jantung kencang berdenting,
Katanya ia menunggu, di balik jendela malam dingin.

Kubuka pintu, aroma mawar tak lagi terasa, 
Ternyata kabar yang datang bukan dari dia,
Yang menunggu di sana hanyalah bayang semu,
Dan sosok yang hadir malah kau, dengan baju biru.

Kau tersenyum lebar, seakan tak tahu,
Bahwa kabar ini sungguh memukul,
Dia tak lagi milikku, tak pernah jadi milikku,
Ia memilihmu, selamat atas hatimu yang licik menggurau.

Aku tertawa, ya, sungguh luar biasa,
Bagaimana kabar yang kuharapkan penuh cinta,
Malah berubah jadi mimpi buruk tanpa jeda,
Dan kau—kau masih di sana, menunggu aku bicara.

Ah, sudahlah, kupikir, biarlah kau menang,
Kabar ini milikmu, aku takkan menentang,
Karena esok mungkin ada kabar baru yang lebih menarik,
Mawar pun layu, tak seindah ketika pertama kali kita hirup wangi asyik.

Cilegon, 30 September 2024

· · ─ ·𖥸· ─ · ·

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement