Negeri dalam Cengkraman Nafsu
Oleh: Hamba Allah
Seharusnya duduk sama rata
Nyatanya sibuk memperebutkan tahta
Kendati memikirkan nasib rakyat jelata
Giat melangsungkan majelis tertutup
Menerbitkan aturan diluar logika
Berkat siapa tuan-puan duduk tenang?
Kerja dan fungsi tak nampak
Berasaskan cuap-cuap tak berisi
Ongkang-ongkang kaki bahkan terlelap dibalik bilik dingin keamanan selangit
Tiada tanding pangkalan digit deposit
Apa kesibukan telah membuat lupa
Pada mereka yang sibuk bersuara
Tanpa pikir panjang, hanya bermodal nyawa
Sisa-sisa keikhlasan, keberanian
Berhasrat menumpas ludah-ludah ketidakadilan
Halo kroni-kroni tukang kayu!
Hei penculik tak bermutu penyuka peju!
Masih terselipkah sumpah kasih sayang
di ruas-ruas otak bengkak itu?
Atau yang tertinggal hanya nafsu bengis
"Tai kucing cinta tanah air"
"Persetan pendidikan terbelakang"
"Keruk terus jangan tersisa"
"Turunan kami penguasa lapangan kerja"
"Biar berdarah-darah tangis simiskin"
Tampaklah hobi kalian pelbagai rupa
Namun yang favorit menistakan mahadayaNya
Mengeksploitasi bukannya memberdaya
0 Komentar